Bismillahirahmanirrahiim Alhamdulillahirabbil ‘alamiin wabihi nasta’inu ‘alaa umuuriddunya waddiin washolatu wassalu ‘ala asrofil anbiyaa’I walmursalin sayyidina wasyafi’ina wauswatina waqurrati a’yunina muhammadin SAW wa’ala alihi wasahbihi ila yaumilqiyaam..
Subhanaka laa ilma lana illa ma allamtana innaka antal aliimul hakim, Rabbana aatina mun ladunka rahmah wahayyik lana min amrina rasyada.. amma ba’d..
yang saya tulis ini adalah Tausiyah dari Kyai saya KH Ahmad Hasyim Muzadi yang saya rangkum.. semoga bisa bermanfaat...
Kunci kepemimpinan Itu sebenarnya terletak kepada kemampuan seseorang untuk memimpin dirinya sendiri. Ketika seorang pemuda mampu memimpin dirinya, sebenarnya dia sudah siap berlatih memimpin orang lain. Ketika mampu memimpin fikirannya sendiri, memimpin hatinya sendiri, memimpin tingkah lakunya sendiri, memimpin ibadahnya sendiri, kebersihan hidupnya baik lahir maupun batin, maka dia berpotensi untuk memimpin yang lain. Kalau tidak, maka kepemimpinan itu akan gagal.
Ini baik untuk yang sudah berkeluarga maupun yang belum. Kalau misalnya seseorang yang sudah berkeluarga ingin menjadi pemimpin masyarakat, itu juga pertanyaannya apakah mampu ndak memimpin keluarganya sendiri? Mampu ndak menghadapi rewelnya istri? Mampu ndak mengatur anak-anknya supaya berjalan di atas garis yang lurus? Mampu tidak dia menciptakan sakinahnya keluarga?, nah ketika dia bisa sebetulnya dia telah siap memimpin masyarakat. Tapi siap, bukan berarti langsung bisa, tetapi harus melewati latihan-latihan baik secara pengalaman, fisik, maupun fikiran.
Ada kata kunci “Ashlih nafsaka yashluh laka nnas” perbaikilah dirimu maka orang lain akan memperbaiki sikapnya kepadamu, tanpa kau minta. Jadi ilmu kepemimpinan yang pertama adalah memimpin diri sendiri. Nah kemudian memimpin orang, dengan teori dengan latihan, belajar berdemokrasi, dan tidak hanya belajar berpendapat, tetapi juga belajar mampu menerima pendapat orang lain, mampu menghargai orang lain maka dia akan berharga denga sendirinya. Tetapi orang yang tidak mampu menghargai orang lain selamanya dia tidak akan menjadi orang yang berharga.
Nah, di dalam kepemimpinan itu ada manajemen, baik manajemen organisasi, manajemen administrasi, maupun manajemen Manusiawi. Manajemen organisasi adalah bagaimana mengatur orang sekian banyak menurut struktur dan aturan organisasi. Manajemen administrasi adalah bagaimana mengatur flow of action atau mengalirnya kegiatan atau program-progranm kerja. Manajemen manusiawi adalah bagaimana melihat orang lain sebagai manusia, manusia yang punya keinginan, manusia yang punya harga diri, manusia yang punya otak, manusia yang punya hati. Maka seorang pemimpin harus bisa memanaj manusia sebagai manusia. Ingat manusia tidak hanya punya otak tapi juga punya kebutuhan. Punya anak, punya istri. Sehingga seorang pemimpin harus melihat yang dipimpinnya ini sebagai manusia, bukan sebagai bagian dari sifat manusia, atau bagian dari segi manusia.
Orang yang berani memimpin dengan baik dia juga harus berani dipimpin. Pemippin di Indonesia banyak yang mau memimpin tidak mau dipimpin. Sehingga setelah berhenti jadi presiden dia jadi perkara di republik ini. Karena dia merasa lebih dulu jadi presiden daripada presiden yang ada, padahal setelah dia berhenti dia harus diatur oleh presiden yang baru. Nah itulah kenapa setiap suksesi di negeri ini kacau,, karena orang mau memimpin tidak mau dipimpin.
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wasallim waradiyAllau an kulli sahabati rasulillahi ajma’in walhamdulillahi rabbil’alanmin.. rabbana hablana min ladunka rahmah wahayyik lana min amrinaa rosyada washallAllahu ‘ala sayyidina nabiyyil ummiyy wa’ala alihi wasohbihi wasallam walhamdulillahi rabbil ‘alamin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar